PERENCANAAN
(PLANNING)
A. Definisi Perencanaan Menurut Para Ahli
1. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih
tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari
alternatif yang ada.
2. G. R. Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
3. Louis A. Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
4. Billy E. Goetz
Perencanaan adalah pekerjaan mental untuk memilih saran, kebijakan,
prosedur, dan program yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada
masa yang akan datang.
5. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman
pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi, setiap rencana
mengandung dua unsur, yaitu: tujuan dan pedoman.
B. Asas-Asas
Perencanaan
- Principle of contribution to objective
Setiap
perencanaan dan segala perubahannya harus ditujukan kepada pencapaian tujuan.
- Principle of efficiency of planning
Suatu perencanaan
efisien, jika perencanaan itu dalam pelaksanannya dapat mencapai dengan biaya sekecil-kecilnya.
- Principle of primacy of planning (asas pengutamaan perencanaan)
Perencanaan
adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi lainnya, organizing,
staffing, directing, dan controlling.
Seseorang tidak akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya,
tanpa mengetahui tujuan dan pedoman dalam mwnjalankan kebijaksanaan.
- Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan)
Asas pemerataan perencanaan memegang peranan penting mengingat pemimpin
pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggungjawab atas
berhasilnya rencana itu.
- Principle of planning premise (asas patokan perencanaan)
Patokan-patokan perencanaan sangat berguna bagi ramalan, sebab
premis-premis perencanaan dapat menunjukkan kejadian-kejadian yang akan datang.
- Principle of policy frame work (asas kebijaksanaan pola kerja)
Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja, dan program-program
kerja tersusun.
- Principle of timing (asas waktu)
Adalah
perencanaan waktu yang relatif singkat dan tepat.
- Principle of planning communication (prinsip tata hubungan perencanaan)
Perencanaan dapat disusun dan dikoordinasikan dengan baik, jika setiap
orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang
memadai mengenai bidang yang dilaksanakannya.
- Principle of alternative (asas alternatif)
Altenatif ada pada setiap rangkaian kerja dan perencanaan meliputi
pemilihan rangkaian alternatif dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga tercapai
tujuan yang telah ditetapkan.
- Principle of limiting factor (asas pembatasan faktor)
Dalam pemilihan alternatif-alternatif, pertama-tama harus ditujukan pada
faktor-faktor yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah.Asas
alternatif dan pembatasan factor merupakan syarat mutlak dalam penetapan
keputusan.
- The commitment principle
Perencanaan harus memperhitungkan jangka waktu keterkaitan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
- The principle of flexibility (asas fleksibilitas)
Perencanaan
yang efektif memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan.
- The principle of navigation change (asas ketetapan arah)
Perencanaan
yang efektif memerlukan pengamatan yang terus-menerus terhadap
kejadian-kejadian yang timbul dalam pelaksanannya untuk mempertahankan tujuan.
- Principle of strategic planning (asas perencanaan strategis)
Dalam kondisi terteentu manajer harus memilih tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk menjamin pelaksanaan rencana agar tujuan tercapai dengan
efektif.
C. Ciri-Ciri Rencana yang Baik
Rencana dapat dikatakan baik apabila memenuhi sepuluh ciri yang akan
dibahas berikut ini.
1. Rencana harus mempermudah tercapainya
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Artinya bahwa penyusunan suatu rencana
tidak boleh dipandang sebagai suatu tujuan, melainkan sebagai cara yang
sifatnya sistematik untuk mencapai tujuan.
2. Rencana sungguh-sungguh memahami
hakikat tujuan yang ingin dicapai.
3. Pemenuhan persyaratan keahlian
teknis. Penyusunan suatu rencana untuk kemudian disahkan oleh manajer
seyogianya diserahkan kepada orang yang betul-betul memenuhi persyaratan
keahlian teknis menyusun rencana.
4. Rencana harus disertai oleh suatu
rincian yang cermat. Artinya, penjabaran rencana harus menyangkut semua segi
kehidupan organisasi.
5. Keterkaitan rencana dengan
pelaksanaan.
6. Kesederhanaan. Idealnya sebuah
rencana harus sederhana sehingga dapat dipahami oleh orang lain, terutama para
pelaksana dan memperoleh pengertian yang sama dengan yang dimaksudkan oleh para
perencana.
7. Fleksibilitas. Berarti sebuah rencana
itu memperhitungkan apa yang mungkin dilaksanakan, tergantung pada keadaan
nyata yang dihadapi.
8. Rencana memberikan tempat pada
pengambilan resiko.
9. Rencana yang pragmatik. Yaitu suatu
rencana yang mempunyai sebuah idealisme yang baik dengan dipadukan dengan
faktor-faktor eksternal lainnya.
10. Rencana sebagai instrumen peramalan dimasa depan.
D. Jenis-Jenis Perencanaan
1. Jenis perencanaan menurut
penggunaanya:
a. Single use planning, yaitu perencanaan
untuk sekali pakai. Jika pelaksanaanya telah selesai, perencanaan tersebut tidak akan
digunakan kembali.
b. Repeats planning, yaitu perencanaan yang
dipergunakan untuk keperluan yang berulang-ulang.
2. Jenis perencanaan menurut prosesnya:
a. Policy planning (merupakan kebijakan), yaitu
suatu perencanaan yang berisi kebiksanaannya saja tanpa dilengkapi oleh
teknis pelaksanaannya secara sistematis.
b. Program planning, yaitu perencanaan yang merupakan
penjelasan dan princian dari policy planning. Program
planning dibuat oleh badan-badan khusus yang mempunyai wewenang untuk
melaksanakan policy planning.
3. Jenis perencanan menurut jangka waktunya:
a. Long range planning (LRP), yaitu
suatu perencanaan jangka panjang yang membutuhkan waktu yang agak lama dalam pelaksanannnya.
b. Intermediate planning (perencanaan
jangka menengah), yaitu perencanaan yang dalam pelaksanaanya membutuhkan waktu
yang lama. Biasanya dalam jangka waktu lima tahun.
c. Short range planning (SRP) atau
perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang dipersiapkan dengan
tergesa-gesa dan mendadak karena dianggap penting dan waktu yang tersedia
sangat sempit. Biasanya, pelaksanaannnya memerlukan waktu kurang dari satu
tahun.
4. Jenis perencanaan menurut wilayah
pelaksanannya.
a. Rural planning, yaitu
perencanaan pedesaan.
b. City planning, yaitu
perencanaan untuk suatu kota.
c. Regional planning, yaitu
perencanaan tingkat daerah kabupaten ataupun kota.
d. National planning, yaitu suatu
perencanaan tingkat nasional yang mencakup segenap wilayah negara.
5. Jenis perencanaan menurut materinya:
a. Personal planning, yaitu
suatu perencanaan mengenai masalah-masalah kepegawaian
b. Financial planning, yaitu
suatu perencanaan mengenai masalah-masalah keuangan ataupun permodalan.
c. Industrial planning,
yaitu perencanaan yang menyangkut kegiatan industri yang direncanakan
sedemikian rupa agar terhindar dari hambatan dan rintangan dalam pencapaian
tujuan.
d. Educational planning, yaitu
suatu perencanaan dalam kegiatan pendidikan.
E. Sifat-Sifat Perencanaan
Perencanaan
harus bersifat seperti berikut:
1. Faktual, yaitu suatu perencanaan harus didasarkan pada
hasil temuan di lapangan. Fakta-fakta yang telah dikumpulkan dan dijadikan data
serta diolah secara rasional, apabila perlu dikaji secara iilmiah.
2. Rasional, dimana sebuah perencanaan itu harus masuk
akal dan bukan merupakan angan-angan.
3. Fleksibel, yakni perencanaan itu tidak boleh kaku. Tetapi
mengikuti perkembangan zaman dan perubahan situasi dan kondisi sehingga
pelaksanaannya tidak terjebak dalam suatu keadaanyang statis.
4. Berkesinambungan, dimana sebuah perencanaan dibuat
secara kontinu. Artinya, sebuah perencanaan berkelanjutan mengikuti kebutuhan
organisasi dan tidak dibatasi oleh absolutisme ruang dan waktu.
5. Dialektis, dimana sebuah perencanaan itu harus
memikirkan penungkatan dan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan dimasa yang
akan datang.
F. Langkah Pembuatan Perencanaan
Ada empat
langkah perencanaan yang dapat disesuaikan dengan semua aktivitas perencanaan
pada seluruh tingkat organisasi.
Langkah 1:
Tetapkan sasaran atau perangkat tujuan. Perencanaan diawali dengan keputusan
mengenai apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh sebuah organisasi atau
sub-unit. Penentuan ptioritas dan tujuan secara tegas memungkinkan organisasi
dapat memusatkan sumber daya secara lebih efektif.
Langkah 2:
Tentukan situasi sekarang. Saat seorang manajer telah menganalisis keadaan
terakhir, rencana dapat disusun untuk membuat peta kemajuan selanjutnya. Jalur
komunikasi yang terbuka didalam organisasi dan antar sub-unitnya akan
memberikan informasi -terutama data keuangan dan data statistik- yang
diperlukan untuk langkah selanjutnya.
Langkah 3:
Identifikasi pendukung dan penghambat tujuan. Mengantisipasi situasi, masalah,
dan peluang di masa yang akan datang adalah bagian penting dari perencanaan.
Langkah 4:
Kembangkan rencana atau perangkat tindakan untuk mencapai tujuan. Langkah akhir
dalam proses perencanaan adalah pengembangan berbagai alternatif cara bertindak
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, mengevaluasi alternatif-alternatif
tersebut dan memilih alternatif yang paling sesuai untuk mencapai tujuan. Ini
merupakan suatu langkah untuk mengambil keputusan mengenai tindakan di masa
depan dan paling relevan dengan pedoman pengambilan keputusan yang efektif.
Keempat
langkah terakhir ini tidak diperlukan, jika manajer, telah menelaah
kecenderungan yang terakhir yakni memperkirakan bahwa rencana yang sedang
dilaksanakan telah menjamin tercapainya tujuan organisasi.Dalam keadaan seperti
ini, biasanya manajer telah memperhatikan (mengendalikan) dengan cermat
kemajuan yang telah lama.
G. Hambatan Dalam Perencanaan
1. Kurang pengetahuan tentang
organisasi
2. Kurang pengetahuan tentang lingkungan
3. Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif
4. Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang
5. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif
6. Biaya
7. Takut gagal
8. Kurang percaya diri
H. Cara Mengatasi Hambatan
1. Melibatkan para pegawai, terutama mereka yang terkena pengaruh dalam proses perencanaan.
2. Memberikan banyak informasi kepada para pegawai tentang rencana dan kemungkinan akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya perubahan serta mendapat manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan untuk pelaksanaan yang efektif.
3. Mengembangkan suatu pola perencanaan dan penetapan yang efektif, suatu "track record" yang berhasil mendorong kepercayaan kepada para pembuat rencana, serta menjadikan rencana baru tersebut diterima.
4. Menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan kepada para anggota organisasi dan memerkecil gangguan yang tidak perlu.
2. Kurang pengetahuan tentang lingkungan
3. Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif
4. Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang
5. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif
6. Biaya
7. Takut gagal
8. Kurang percaya diri
H. Cara Mengatasi Hambatan
1. Melibatkan para pegawai, terutama mereka yang terkena pengaruh dalam proses perencanaan.
2. Memberikan banyak informasi kepada para pegawai tentang rencana dan kemungkinan akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya perubahan serta mendapat manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan untuk pelaksanaan yang efektif.
3. Mengembangkan suatu pola perencanaan dan penetapan yang efektif, suatu "track record" yang berhasil mendorong kepercayaan kepada para pembuat rencana, serta menjadikan rencana baru tersebut diterima.
4. Menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan kepada para anggota organisasi dan memerkecil gangguan yang tidak perlu.
I. FUNGSI PERENCANAAN
Robbins dan Coulter (2002)
menjelaskan bahwa paling tidak ada empat fungsi dari perencanaan, yaitu:
1.
Perencanaan sebagai Pengarah
Perencanaan
akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara yang lebih
terkoordinasi. Perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan sangat mungkin
untuk mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan
ketidakberhasilan dalam pencapaian tujuan karena bagian-bagian dari organisasi
bekerja secara sendiri-sendiri tanpa ada koordina yang jelas dan terarah.
Perencanaan dalam hal ini memegang fungsi pengarahan dari apa yang harus
dicapai oleh organisasi.
2.
Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada
dasarnya segala sesuatu di dunia ini akan mengalami perubahan. Tidak ada yang
tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan sering kali sesuai
dengan apa yang kita perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula malah di luar
perkiraan kita, sehingga menimbul ketidakpastian bagi perusahaan.
Ketidakpastian inilah yang coba diminimalkan melalui kegiatan perencanaan.
Dengan adanya perencanaan, diharapkan ketidakpastian yang mungkin akan terjadi dimasa
yang akan datang diantipasi jauh-jauh hari.
3.
Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
Perencanaan
juga berfungsi sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya organisasi yang
digunakan. Jika perencanaan dilakukan dengan baik, maka jumlah sumber daya yang
diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaannya, dan untuk penggunaan apa saja
dengan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan. Dengan demikian,
pemborosan yang terkait dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan
akan bisa diminimalkan sehingga tingkat efisiensi dari perusahaan menjadi
meningkat.
4.
Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas
Perencanaan berfungsi sebagai
penetapan standar kualitas yang harus dicapai oleh perusahaan dan diawasi
pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen.Dalam perencanaan, perusahaan
menentukan tujuan dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.Dalam
pengawasan, perushaan membandingkan antara tujuan yang ingin dicapai dengan
realisasi di lapangan, membandingkan antara standar yang ingin dicapai dengan
realisasi di lapangan, mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
terjadi, hingga mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki
kinerja perusahaan.Dengan pengertian tersebut, maka perencanaan berfungsi
sebagai penetapan standar kualitas yang ingin dicapai oleh perusahaan
J. Alasan
perencanaan
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
- Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
- Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
K. manfaat
perencanaan adalah :
- Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
- Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
- Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
- Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
- Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu, usaha, dan dana
L. KELEBIHAN PERENCANAAN
1. Dengan
perencanaan tujuan menjadi jelas,objektif,dan rasional
2. Perencanaan
menyebabkan semua aktivitas terarah,teratur,dan ekonomis
3. Perencanaan akan
meningkatkan daya guna dan hasil guna semua yang dimiliki
4. Perencanaan
menyebabkan semua aktivitas teratur dan bermanfaat
5. Perencanaan dapat
menggambarkan keseluruhan perusahaan
6. Perencanaan dapat
memperkecil resiko yang dihadapi perusahaan
7. Perencanaan
memberikan landasan untuk pengendalian
8. Peremcanaan merancang
prestasi kerja
9. Perencanaan
memberikan gambaran mengenai seluruh pekerjaan dengan jelas dan lengkap
10. Perencanaan dapat mengetahui tingkat
keberhasilan karyawan
M. kelemahan perencanaan adalah :
- Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
- Perencanaan cenderung menunda kegiatan
- Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
- Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
- Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten
N. Hubungan
Perencanaan dengan Fungsi Lain
Perencanaan
adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya.Fungsi
perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling
berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing) adalah
perencanaan untuk menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana mengoranisasikan
sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah
perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya
yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah
perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat.Pengawasan bertindak
sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.
O. Unsur
Perencanaan
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
P. Macam-Macam Perencanaan
Macam-macam
perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Perencanaan organisasi
Perencanaan
ini terdiri dari:
a.
Perencanaan strategis
Rencana strategis yaitu rencana yang
dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis
adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas,
dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
b. Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan untuk mencapai
tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari
rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat
atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki
jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata
c. Perencanaan
operasional
Adalah
rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai
tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah dan tingkat bawah,
rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dn lingkup yang relatif lebih
sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu rangkaian
kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada
bagian selanjutnya.
Perencanaan
operasional dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Rencana
sekali paka: dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang
mungkin tidak berulang di masa mendatang
Program
: rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar
Proyek : rencana
sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks
dibandingkan dengan program
2) Rencana
tetap : dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur
selama suatu periode waktu tertentu
Kebijakan : rencana
tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi
tertentu
Prosedur
operasi standar: rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus
diikuti dalam situasi tertentu
Aturan dan
peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana
aktivitas tertentu dilaksanakan
2.
Perencanaan kontinjensi
Jenis
perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency
planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana
tindakan secara tidak terduga tergganggu atau dianggap tidak sesuai lagi.
Q. Kerangka
Waktu Perencanaan
- Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun,
mungkin bahkan beberapa dekade.
- Rencana jangka Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah
dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi
periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer menengah dan
manajer lini.
- Rencana jangka Pendek
Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka pendek, yang
memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang.Rencana jangka pendek
(short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas seharihari manajer.Terdapat
dua jenis rencana jangka pendek.Rencana tindakan (action plan) merealisasikan
semua jenis rencana.Ketika sebuah pabrik Nissan siap untuk mengganti
teknologinya, manajernya memusatkan perhatian mereka pada penggantian peralatan
yang ada dengan peralatan baru secepat mungkin dan seefisien mungkin untuk
meminimalkan hilangnya waktu produksi.Dalam banyak kasus, hal ini dapat
dilakukan dalam beberapa bulan, dan produksi hanya terhenti selama beberapa
minggu.Dengan demikian, suatu rencana tindakan mengkoordinasikan berbagai
perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu.Sebaliknya rencana reaksi (reaction
plan) adalah rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi
terhadapa situasi yang tak terduga.Di salah satu pabrik Nissan, peralatan baru
tiba lebih awal dari yang diharapkan dan manajer pabrik harus menutup produksi
lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Oleh karena itu, manajer tersebut
harus bereaksi terhadap kejadian yang berada di luar kendali mereka dalam cara
yang masih memungkinkan tercapainya tujuan.